Senin, 21 November 2016

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN BU UMI HANI'AH KELAS XXIB



MANAJEMEN MODAL KERJA


A.    PENGERTIAN MODAL KERJA
Modal kerja adalah dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari. Modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Contoh manajemen modal kerja adalah manajemen kas, manajemen piutang manajemen persediaan.
Modal kerja digunakan untuk pembayaran: pembelian bahan, upah dan gaji karyawan, kebutuhan harian lainnya. Sumber utama modal kerja adalah dari hasil penjualan atau pendapatan lain.
Terdapat tiga konsep definisi modal kerja yaitu :
1.      Konsep kuantitatif:
    Konsep ini menunjukkan jumlah dana ( fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek.
    Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar ( gross working capital).
    Komponennya meliputi Kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan.
    Disebut juga sebagai modal kerja bruto
2.      Konsep kualitatif:
    Menitik beratkan pada kualitas modal kerja.
    Modal kerja dalam konsep ini adalah dana yang betul-betul siap untuk membayar kewajiban yang bersifat segera.
    Komponennya adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar.
    Disebut juga sebagai modal kerja netto
3.      Konsep fungsional:
    Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan yaitu current income dan future income.
    KMKF dapat dibedakan sebagai:
a. Modal Kerja Riil
b. Modal Kerja Potensial
    Komponen modal kerja Riil: Kas, Piutang usaha (berdasarkan cost), persediaan, depresiasi aktiva tetap
    Komponen modal kerja Potensial: Surat-surat berharga, dan margin piutang usaha.

B.     TUJUAN DAN SUMBER MODAL KERJA
Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya. Dimana sumber- sumber modal kerja berasal…
1.      Hasil operasi perusahaan.
2.      Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek)
3.      Penjualan aktiva tidak lancar
4.      Penjualan saham atau obligasi

C.     MANFAAT MANAJEMEN MODAL KERJA
1.      Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
2.      Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
3.      Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
4.      Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya.
5.      Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
6.      Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja.

Contoh:
Neraca PT. ABC
Per 31 Maret 2014
(Dalam Jutaan)
Aktiva

Hutang dan Modal
Aktiva Lancar

Hutang
Kas
150

Hutang Lancar
Surat-surat Berharga
250

Hutang Usaha
670
Piutang Usaha
690

Hutang Wesel
1490
Persediaan
830

Hutang Pajak
110
Total Aktiva Lancar
1920

Total Hutang Lancar
1270
Aktiva Tetap

Hutang Obligasi
2000
Tanah
1100

Total Hutang
3270
Gedung dan Peralatan
4350

Modal
Akumulasi Depresiasi
-2240

Saham prioritas
200
Total Aktiva Tetap
3210

Saham Biasa
1100


Agio Saham Biasa
250

Laba Ditahan
310

Total Modal Sendiri
1860
Total Aktiva
5130

Total Hutang dan Modal
5130

Berdasarkan neraca di atas, maka:
      Modal Kerja Kuantitatif:  Rp.1.920 juta
      Modal Kerja Kualitatif: Rp. 650 juta
 Rp.1.920 jt – Rp. 1.270 jt = Rp.650 jt
      Modal Kerja Potensial: Rp. 379 juta


Jumlah modal kerja riil:
Misal gross profit margin 18,65% dan depresiasi aktiva tahun itu Rp.200juta, maka:
      Modal Kerja Riil: Rp.1.741 jt, yang berasal dari:
Kas                                          150
Surat-surat Berharga               250
Piutang Usaha (Cost)              561   (1-18,65%*690jt)
Persediaan                               830
Depresiasi Aktiva Tetap          200
Modal Kerja Riil                   1.741

Jumlah modal kerja potensial:
Misal gross profit margin 18,65% dan depresiasi aktiva tahun itu Rp.200juta, maka:
      Modal Kerja Potensial: Rp.379 juta, yang berasal dari:
Surat-surat Berharga               250
Margin Piutang Usaha            129   (18,65%*690juta)
Modal Kerja Potensial            379

D.    JENIS MODAL KERJA (W.B. Taylor)
1.      Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal Kerja yg harus tetap ada  dalam perusahaan untuk menjalankan fungsinya.
a.       Modal Kerja Primer (Primary working capital)
Jumlah Modal Kerja minimum yang harus ada pada perusahaan utk menjamin kontinuitas usahanya
b.      Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)
Jumlah Modal Kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi normal
2.       Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Modal Kerja yg jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan  perubahan keadaan.
a.       Modal kerja musiman (seasonal working capital)  berubah karena fluktuasi musim
b.      Modal kerja siklis (cyclical working capital) berubah karena fluktuasi konjungtur
c.       Modal kerja darurat (emergency working capital)  berubah karena keadaan darurat


E.     PERPUTARAN MODAL KERJA
Periode perputaran Modal Kerja di mulai dari saat di mana kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat di mana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut, makin cepat (makin  tinggi) perputarannya.
Gambaran jenis – jenis modal kerja:
Penentuan jumlah modal kerja:
      Jumlah kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh:
- Periode terikatnya modal kerja
            - Tingkat Perputaran Modal Kerja
- Pengeluaran kas rata-rata setiap hari








Contoh Penghitungan modal kerja:
Misalkan berdasarkan neraca di atas:
Kas
150

Hutang Lancar
Surat-surat Berharga
250

Hutang Usaha
670
Piutang Usaha
690

Hutang Wesel
1490
Persediaan
830

Hutang Pajak
110
Total Aktiva Lancar
1920

Total Hutang Lancar
1270

Ditambah informasi tentang:
Penjualan bersih                   6.540
Laba Bersih                               150
Depresiasi Aktiva Tetap           200
Maka kebutuhan modal kerja dapat ditentukan.
Cara menghitungnya:
Jadi jumlah kebutuhan modal kerja adalah:
      MK yang seharusnya:
36 X 17,19 = 619 juta.
      MK yang tersedia adalah:
1.920 – 1.270 = 650 juta
      Kelebihan Modal kerja sebanyak:
650 – 619 = 31 juta.
à atau kelebihan 5%
(31/650)X100% = 5%
F.      PEMENUHAN KEBUTUHAN DANA
1.      Untuk memenuhi kebutuhan dana perlu memperhatikan Sumber Dana dan Cara Mendapatkan Dana tersebut.
2.      Karena, keduanya berkaitan dengan:
a. Beban biaya (misal: beban bunga)
b. Jangka waktu pelunasan
3.      Secara teoritik, ada tiga pendekatan untuk pemenuhan kebutuhan dana, yaitu:
a. Matching approach
§  Pendekatan pemenuhan kebutuhan dana yang memperhatikan umur aktiva yang akan dibelanjai.
§  Untuk pemenuhan kebutuhan aktiva tetap dan aktiva lancar permanen, sumber dananya sebaiknya dari sumber dana jangka panjang.
§  Untuk pemenuhan kebutuhan aktiva lancar variabel dapat dibiayai dari sumber pinjaman jangka pendek.
Gambaran Matching Aproach.````
b.  Agresive approach
      Dikatakan aggressive bila untuk pemenuhan kebutuhan aktiva lancar permanen sebagian menggunakan pinjaman jangka pendek.

c. Conservative approach
      Lebih banyak menggunakan sumber dana jangka panjang dibanding sumber dana jangka pendek.
      Bila sebagian aktiva lancar variabel juga dibiayai dari sumber dana jangka panjang.
      Dengan menggunakan sumber dana jangka panjang maka perusahaan mempunyai keleluasaan yang lebih.

G.    MODAL KERJA OPTIMAL (MENURUT POLAK)
      Modal optimal adalah bagian kebutuhan modal yang dipenuhi dengan pinjaman jangka panjang yang beban biaya modalnya lebih murah dibandingkan dengan pinjaman jangka pendek, karena perusahaan dapat memutarkan kelebihan modal yang sementara tidak digunakan untuk mendapatkan penghasilan.
      Untuk menentukan modal optimal perlu memperhatikan jangka waktu kritis, yaitu lamanya waktu yang menunjukkan besarnya biaya modal pinjaman jangka panjang sama besar dengan biaya modal jangka pendek.
Jangka waktu krisis:
      Diformulasikan oleh J.L. Meij sebagai berikut:
      Keterangan:
Pl = tingkat bunga pinjaman jangka panjang
Pc = tingkat bunga tabungan di bank
Pk = tingkat bunga pinjaman jangka pendek
Syarat: Pk>Pl>Pc

Contoh perhitungan waktu krisis:
Diketahui pula:
- Tingkat bunga Pinjaman Jangka Pendek 36%
- Tingkat bunga pinjaman jangka panjang 21%
- Tingkat bunga tabungan sebesar 15%
Maka,
Dibulatkan menjadi 4 bulan

Kebutuhan MK PT ABC tahun 2014
Bulan
Jumlah
Januari
                     8.700
Pebruari
                  15.700
Maret
                  33.600
April
                  45.100
Mei
                  27.600
Juni
                  19.600
Juli
                  13.600
Agustus
                     6.600
September
                     6.700
Oktober
                     5.500
Nopember
                     3.800
Desember
                     7.700
Dengan demikian, modal optimal PT. ABC adalah Rp.19,6 juta.
      Jumlah tersebut merupakan jumlah kumulatif kebutuhan modal kerja berjangka waktu 4 bulan.
      Cara menghitungnya:
- Susun kebutuhan terkecil pada jangka terlama. Dan Kebutuhan terbesar pada jangka terpendek.
- Hitunglah selisih perubahannya.
No
Jangka Waktu
Kumulatif
Selisih
1
12 bulan
3.800
3800
2
11 bulan
5.500
1700
3
10 bulan
6.600
1100
4
9 bulan
6.700
100
5
8 bulan
7.700
1000
6
7 bulan
8.700
1000
7
6 bulan
13.600
4900
8
5 bulan
15.700
2100
9
4 bulan
19.600
3900
10
3 bulan
27.600
8000
11
2 bulan
33.600
6000
12
1 bulan
45.100
11500
      Biaya bunga pinjaman jangka panjang:
21% X 19,6 = 4,116
      Pendapatan bunga tabungan:
8/12 X 15% X 3,9 = 0,390
7/12 X 15% X 2,1 = 0,184
6/12 X 15% X 4,9 = 0,367
5/12 X 15% X 1,0 = 0,062
4/12 X 15% X 1,0 = 0,050
3/12 X 15% X 0,1 = 0,003
2/12 X 15% X 1,1 = 0,027
1/12 X 15% X 1,7 = 0,021
                Total     =1,106
      Beban bunga pinjaman jangka panjang:
4,116 – 1,106 = 3,010
      Biaya bunga jangka pendek:
3/12 X 36% X 8,0 = 0,720
2/12 X 36% X 6,0 = 0,360
1/12 X 36% X 1,1 = 0,345
                     total = 1,425
      Beban bunga yang harus diperhitungkan:
3,010 + 1,425 = 4,435
      Pemenuhan dengan pinjaman jangka panjang.
Biaya bunga pinjaman= 21% X 45,1 = 9,471
      Pendapatan bunga tabungan:
11/12 x 15% x 11,5 = 1,581
10/12 x 15% x  6,0  = 0,750
9/12 x 15% x 8,0 = 0,900
8/12 x 15% x 3,9 = 0,390
7/12 x 15% x 2,1 = 0,184
6/12 x 15% x 4,9 = 0,367
5/12 x 15% x 1,0 = 0,062
4/12 x 15% x 1,0 = 0,050
3/12 x 15% x 0,1 = 0,004
2/12 x 15% x 1,1 = 0,028
1/12 x 15% x 1,7 = 0,021
                     Total           = 4,338
      Beban bunga yang diperhitungkan = 9,471 – 4,338 = 5,133
      Pemenuhan dengan pinjaman jangka pendek
      Biaya bunga pinjaman:
1/12 x 36% x 8,7 = 0,261
1/12 x 36% x 15,7 = 0,471
1/12 x 36% x 33,6 = 1,008
1/12 x 36% x 45,1 = 1,353
1/12 x 36% x 27,6 = 0,828
1/12 x 36% x 19,6 = 0,588
1/12 x 36% x 13,6 = 0,408
1/12 x 36% x 6,6 = 0,198
1/12 x 36% x 6,7 = 0,201
1/12 x 36% x 5,5 = 0,165
1/12 x 36% x 3,8 = 0,114
1/12 x 36% x 7,7 = 0,231
                     Total   = 5,826
      Jadi, beban bunga yang harus diperhitungkan = 5,826 juta.
      Dengan demikian, pemenuhan kebutuhan modal kerja dengan modal optimal adalah yang paling rendah beban bunganya.

H.    Pentingnya Manajemen Modal Kerja
 Manajemen Modal Kerja adalah pengaturan total dan jumlah masing-masing komponen modal kerja dan pembelanjaan yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar.
Beberapa alasan pentingnya manajemen modal kerja:
1.      Sebagian waktu manajer keuangan banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah modal kerja. Misalnya agar perusahaan beroperasi efisien, persediaan perlu dikelola secara hati-hati.
2.      Keputusan modal kerja dapat berpengaruh secara berarti terhdp risiko, return dan harga saham.
Manajemen modal kerja yang sehat memperhatikan 2 masalah keputusan yang mendasar yaitu:
1.      Masalah penentuan jumlah optimal investasi dalam aktiva lancar (AL)
2.      Penentuan kombinasi yang tepat antara pembelanjaan dengan utang jangka pendek dan jangka panjang untuk mendukung investasi modal kerja
Ada 2 masalah kunci dalam penentuan tingkat aktiva lancar yang optimal yaitu:
1.      Masalah Likuiditas
2.      Trade-off antara profitabilitas dan risiko
      Pertimbangan yang diperlukan oleh  manajemen dalam penentuan modal kerja (Horne and Wachowic, 1995) diantaranya:
1.      Aktiva Lancar likuiditas 
2.      Aktiva Lancar  resiko yang dihadapi perusahaan mengurangi resiko kekurangan persediaan
3.   Aktiva Lancar  profitabilitas  modal yang tertanam dlm AL

Terjadinya trade –off antara profitabilitas dan resiko yaitu:
1.      Jika Perusahaan ingin profitabilitas  tinggi, maka harus memelihara AL relatif rendah, akibatnya resiko tinggi terhadap kekurangan sediaan / kehilangan kesempatan penjualan, dan sebaliknya.
2.      Jika Perusahaan ingin resiko rendah terhadap kekurangan persediaan dan kehilangan kesempatan penjualan, maka harus memelihara tingkat AL yang relatif tinggi, akibatnya profitabilitas rendah.

Pada tingkat output tertentu, ada 3 alternatif kebijakan tingkat AL :
1.      Kebijakan I : jumlah / tingkat AL relatif besar (merupakan pendekatan konservatif)
2.      Kebijakan II : jumlah / tingkat AL relatif sedang (merupakan Pendekatan yg bersifat moderat (pendekatan tidak konservatif dan tidak agresif)
3.      Kebijakan III : jumlah / tingkat AL rendah (merupakan Pendekatan agresif)
Terdapat 3 jenis kebijakan pembelanjaan yaitu:


1.      Kebijakan pembelanjaan hedging
Suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan relatif sama dengan umur investasi
2.      Kebijakan konservatif
Suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan relatif lebih lama dari umur sebagian investasi dalam aktiva agar terdapat suatu margin of safety dalam menjaga likuiditas
3.      Kebijakan pembelanjaan agresif
Suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan relatif lebih pendek dari umur sebagian investasi dalam aktiva untuk menekan biaya pembelanjaan.

Referensi:
Pawenang, Supawi. 2016. Modul Perkuliahan Manajemen Keuangan. Surakarta: Program Pascasarjana, UNIBA
www. Luvitaganeeleo.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar