BAB II
MANAJEMEN OPERASIONAL PADA BISNIS KONVEKSI
2.1. Defenisi Manajemen
Pengertian
manajemen menurut T. Hani Handoko (2003:3) adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha – usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pengertian
manajemen menurut Melayu S.P Hasibuan (2006:2) adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengertian
managemen menurut Kosasih dan Soewedo (2009:1) adalah pengarahan menggerakkan
sekelompok orang dan fasilitas dalam usaha untuk mencapai tujuan tertentu.
Kesimpulan
yang dapat kita ambil dari beberapa pendapat di atas adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya –
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
2.2. Definisi Manajemen Operasional
Menurut Chase & Aquilano (1985) manajemen operasional adalah
kegiatan
manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan berbagai sumber-daya untuk
menghasilkan produk yaitu barang atau jasa yang dilaksanakan oleh suatu
organisasi.
Menurut Barry Render & Jay
Heizer (1997) manajemen operasional adalah serangkaian kegiatan yang
membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran .
Menurut M. Syamsul Maarif & Hendri Tanjun (2003) manajemen operasional adalah kegiatan yang
perkembangannya dipicu oleh tuntutan pelanggan, persaingan, dan perubahan.
Menurut La Hatani (2008) Operations Management
(OM) adalah serangkaian
aktivitas untuk menciptakan
nilai dalam bentuk barang
dan jasa melalui
transformasi input menjadi
output. Aktivitas merupakan
proses atau sekumpulan kegiatan yang memerlukan satu atau lebih dari input,
merubah dan menambah nilai pada input tersebut, sehingga dapat memberikan satu
ataulebih output bagi pelanggan. Input terdiri atas sumber daya manusia (tenaga
kerja), modal peralatan dan fasilitas),
pembelian bahan baku dan jasa, tanah dan energi. Sedangkan outputnya
adalah barang dan jasa.
Dari pendapat – pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen operasional adalah bentuk pengelolaan secara menyeluruh dan optimal
pada masalah tenaga kerja, barang-barang seperti mesin, peralatan, bahan-bahan
mentah, atau produk apa saja yang sekiranya bisa dijadikan sebuah produk barang
dan jasa yang biasa dijual belikan. Nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Manajemen operasi adalah area bisnis yang fokus pada
barang dan jasa serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan
efisien. Seorang manager operasi bertsnggung jawab mengelola perubahan input
( material, tenaga kerja, dan energi) menjadi output ( Barang dan jasa).
Apa yang bisa dilakukan manajer operasi dan orientasi manajer operasi?
Melakukan fungsi – fungsi proses manajemen, yaitu seperti perencanaan,
pengorganisasian, pembentukan staf, kepemimpinan, dan pengendalian. Orientasi
manajer operasi adalah mengarahkan output dalam jumlah, kualitas, harga,
waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.
Adapun tanggung jawab manajer operasi yaitu menghasilkan
barang dan jasa, mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan
sistem transformasi, dan mengkaji pengambilan keputusan dari suatu fungsi
operasi.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Keputusan adalah hal yang terpenting bagi seseorang agar bisa bersikap tegas dan tepat, demi lancarnya manajemen operasional yang tengah dijalankan. Oleh karena itu, manajemen operasional sangat erat kaitannya dengan pe Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Keputusan adalah hal yang terpenting bagi seseorang agar bisa bersikap tegas dan tepat, demi lancarnya manajemen operasional yang tengah dijalankan. Oleh karena itu, manajemen operasional sangat erat kaitannya dengan pe Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
1.
Tahap
Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan lokasi pabrik;
Riset dan pengembangan produk; penentuan jumlah produk; penentuan luas dan pola
produksi; penyusunan layout & job design; serta penentuan standar
kerja.
Dalam perencanaan,
manajer operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari organisasi dan
mengembangkan program, kebijakan dan prosedur penentuan peranan dan focus pada
operasi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan
penggunaan sumber daya produksi.
2. Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengaturan proses
produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja;
dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
Pada tahap pelaksanaan ini merupakan suatu proses
untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan konsumen sesuai dengan permintaan
pasar. Dalam kegiatan produksi ini sangat menentukan kualitas barang yang
dihasilkan. Bila proses pembuatan barang dilakukan sesuai prosedur yang telah
ditetapkan perusahaan, maka produk yang dihasilkan akan berkualitas. Selain itu
bahan baku yang digunakan untuk produksi harus direncanakan dengan baik.
Kegiatan produksi harus dilakukan sesuai jadwal dan prosedur produksi perusahaan agar bisa menghasilkan output
yang berkualitas dan profit yang tinggi.
3. Tahap Pengawasan
Pengawasan ini untuk
menghindari penggunaan bahan yang berlebihan, dan tidak termasuk dalam perencanaan
produksi. Pengawasan yang dilakukan perusahaan tidak hanya terpaku pada
pengawasan keuangan, namun banyak hal yang seharusnya diawasi oleh perusahaan,
antara lain penggunaan bahan baku, penggunaan
tenaga kerja dan peralatan serta perlengkapan produksi.
Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk efisiensi bahan baku dan tenaga kerja
agar biaya bisa diminimalkan.
Pengawasan lainnya adalah untuk pengawasan kinerja sumber daya manusia yang
dimiliki. Jika perusahaan memiliki sumber daya manusia yang handal dan
proffesional maka dengan mudah kegiatan operasionalnya berjalan dengan baik.
Ketika perusahaan memiliki SDM yang
handal, maka proses produksi dan proses operasional mampu meningkatkan profit
perusahaan. Karena itu sangat diperlukan pengawasan bagi perusahaan yang
mencakup pengawasan SDM, pengawasan operasional, dan juga pengawasan keuangan
perusahaan.
Dengan demikian, Manajemen Produksi atau Operasional menyangkut pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan.
2.3. Penerapan Operasi Dan Penentuan Lokasi Dalam Kegiatan
Produksi
1.
Sistem Produksi/Operasi
Yang dimaksud sistem
adalah merupakan suatu rangkaian unsur – unsur yang saling terkait dan
tergantung serta saling mempengaruhi yang keseluruhannya merupakan satu
kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian tujuan tertentu.
Sistem operasi
merupakan sistem yang mengacu pada sistem transformasi yang menghasilkan barang
dan jasa. Gambaran sistem ini tidak hanya menjadi pijakan untuk definisi jasa
dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga dasar yang kuat untuk
rancangan dan analisis operasi.
Dalam sistem operasi,
yang menjadi masukan adalah energi, material, tenaga kerja, modal dan
informasi. Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada kendali syari’at akan
memastikan berjalannya proses transformasi yang amanah, disamping jaminan halal
atas segala masukan yang digunakan serta semua keluaran yang dihasilkan.
Lingkungan eksternal
mempengaruhi ketiga subsistem manajemen operasi. Sebagai contoh, lingkungan
eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang menjadi input.
Perubahan teknologi dapat mengubah proses transformasi. Produk yang dihasilkan
oleh organisasi dilempar ke lingkungan eksternal, tetapi lingkungan eksternal
juga mempengaruhi output yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan preferensi
konsumen akan mengubah produk yang dihasilkan organisasi menjadi produk yang
lebih sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan metode dapat
mempengaruhi dan membantu proses transformasi..
2.
Penentuan Lokasi
Perusahaan
Terdapat 2 kriteria
dalam menentukan lokasi produksi:
Kriteria subyektif,
keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan subyektif pemilik perusahaan
dimana keputusan subyektif ini akan sangat membantu tercapainya
keberhasilan dalam bisnis.
Kriteria obyektif,
mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung tercapainya keberhasilan.
Seperti regulasi pemerintah seputar bisnis yang dijalankan, budaya masyarakat,
akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses transportasi dan
lain-lain.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Lokasi Kerja:
a. Biaya ruang kerja
Biaya untuk membeli
ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung dari letak
tanah.
b. Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaan dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak
tenaga kerja dengan keahlian khusus yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat
bervariasi tergantung dari lokasi perusahaan.
c.
Insentif pajak
Insentif pajak
diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi di
daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
d.
Sumber permintaan
Biaya trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi
dengan memproduksi di lokasi yang dekat sumber permintaan dari konsumen.
e.
Akses trasportasi
Perusahaan lebih
memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para konsumen lebih mudah
mengakses perusahaan.
Dalam menentukan lokasi
bisnis manufaktur dan jasa ada beberapa cara antara lain:
a. Lokasi bisnis Manufaktur (penghasil barang)
Model-model
penghitungannya:
1) Dengan penghitungan biaya angkut dan jarak yang paling rendah
Contoh: perusahaan
konveksi, lebih memilih lokasi didaerah Surakarta yang dekat dengan pasar klewer
dan beteng untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah Surakarta banyak
tersedia.
2) Metode perbandingan biaya operasi
Memilih beberapa
alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih alternatif lokasi
dengan biaya operasi paling rendah.
3)
Dengan pendekatan
kualitatif
Contoh: pabrik semen
dan minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan baku.
b. Lokasi bisnis jasa
Bisnis jasa lebih diprioritaskan
yang lokasinya strategis, karena tidak ada biaya angkut. Namun bisnis jasa yang
mendatangi konsumen seperti jasa sedot WC, tidak perlu strategis yang
terpenting adalah sarana komunikasinya kepada konsumen, cukup dengan menempel
nomor telephon.
3.
Pengaturan Proses
Produksi Atau Operasi
Keputusan mengenai
proses produksi menjadi keputusan yang penting dalam melakukan desain sistem
produksi. Proses produksi diatur sesuai dengan keinginan dan keadaan prusahaan,
dengan memilih dari berbagai alternatif proses produksi sebagai berikut:
a. Secara umum,terdapat dua jenis proses produksi :
Pertama, sistem Produksi Intermiten
Sistem produksi dimana
pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus, berkelanjutan dan
menggunakan pola mulai selesai. Artinya, kepastian mengenai kapan memulai
proses produksi dan kapan menyelesaikan proses produksi jelas. Terdapat
dua jenis pola produksi yang menggunakan sistem intermiten :
1) Produksi massal ( mass production)
Umumnya berlaku pada
prusahaan manufaktur. Dilakukan melalui standar produksi tertentu, prosedur
tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang secara rutin diproduksi
2)
Pilihan masal (mass
customization)
Bahwa produk yang
dihasilkan oleh perusahaan memberikan keleluasaan kepada konsumen untuk memilih
sesuai selera dan daya beli masing-masing. Perusahaan memproduksi variasi
produk yang lebih banyak, seperti HP, Komputer.
Kedua, sistem proses produksi
yang terus menerus (continous production system)
Sistem produksi dimana
pengelolaan kegiatan produksi bersifat terus menerus dan untuk jangka waktu
yang relatif panjang kemudian disimpan dalam gudang, disalurkan ke penyalur dan
dijual kepada konsumen. Contoh perusahaan manufaktur seperti perusahaan kimia,
minyak bumi dan tambang, sedangkan perusahaan jasa seperti transportasi
transportasi yang terus menerus memberatkan penumpang dari terminal.
b.
Proses produksi
Pelayanan
1) Produksi yang standar
Proses produksi yang
didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut di desain dari informasi
konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang distandardisasikan tersebut.
2) Produksi menurut pesanan
Proses produksi
dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan oleh konsumen. Jadi bentuknya
tidak distandardisasikan tetapi sangat bervariasi.
c. Sifat dan Teknis Produksi
Teknik produksi pada
perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
1)
Proses Ekstraktif merupakan
proses produksi yang hanya mengambil dari alam dan sudah terjadi produksi
akhir, misalnya emas, batu bara, dan sebagainya.
2)
Proses Analitis
merupakan kegiatan produksi yang memisah misahkan bahan alam menjadi produk
akhir, misalnya minyak, semen dan sebagainya.
3)
Proses sintetis
merupakan kegiatan produksi dengan mencampur bahan-bahan kemudian diolah
menjadi produk akhir, misalnya makanan, minuman, dan obat-obatan.
4)
Proses Pengubahan yaitu
kegiatan produksi dengan mengubah bahan baku menjadi produk akhir, misalnya
elektronik.
d.
Rancangan Pabrik Dan
Sistem Produksi
Rancangan (Design) menunjukkan ukuran dan struktur
pabrik atau kantor.Tata Letak (Layout) adalah pengaturan mesin dan perlengkapan
didalam pabrik atau kantor. Yang dimaksud pabrik atau rumah produksi merupakan
tempat dimana kegiatan produksi dijalankan.
Keputusan mengenai desain rumah produksi merupakan
keputusan yang menyangkut bagaimana perusahaan mendesain tempat produksi dari
mulai fasilitas, pekerjaan, ruang kerja, gudang dan lain-lain. Sebagai contoh
untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan dimana meletakkan bahan baku,
menempatkan pekerja, mesin dan menyimpan hasil akhir. Begitu juga dalam bisnis
restoran, manajer perlu menentukan dimana letak kasir, meja makan, dapur,
toilet, hingga lokasi parkir.
Rancangan sistem produksi menyangkut bagaimana proses
konversi dalam sistem produksi dilakukan. Terdapat beberapa jenis rancangan
dalam sistem produksi sebagai berikut :
1) Rancangan Produks
Adalah rancangan sistem produksi yang bersifat
berkesinambungan dari awal hingga akhir dan mengikuti satu pola proses
produksi. Sebagai contoh, proses pembuatan kain dari kapas hingga kain jadi.
Tahapan proses pembuatan kain tersebut mulai dari bahan baku berupa kapas disiapkan,
kapas dipintal menjadi kain dalam mesin pintal, kain yang sudah jadi melalui
pembersihan, kemudian kain dan diwarnai dan dibersihkan lagi kemudian
dikeringkan, lalu kain melalui proses penggulungan kemudian digudangkan.
2) Rancangan Proses
Yaitu rancangan sistem produksi yang proses
produksinya mengikuti jenis proses yang harus dilakukan dan tak selalu harus
mengikuti seluruh proses yang ada. Contoh, proses pemeriksaan kesehatan disebuah
poliklinik. Proses dimulai dari pasien datang, mendaftar ke resepsionis lalu
menunggu diruang tunggu. Proses selanjutnya sangat bergantung jasa apa yang
diinginkan oleh pasien, apakah perlu kedokter anak, ahli penyakit dalam atau
pemeriksaan gigi
3) Rancangan Posisi Tetap
Adalah sistem produksi dimana produk yang akan dibuat
diletakkan disatu tempat, dan berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi,
dan tenaga kerjanya mengerjakan proses produksi ditempat tersebut. Contoh,
pembuatan pesawat terbang.
Keputusan
mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi secara langsung
karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan perlengkapan.
Prinsip
dalam penetapan layout, agar diperoleh : jarak angkut minimum, penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk
perubahan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi. Jika
lokasi terdapat didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung
tingkat tinggi agar mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi,
Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses
produksi diatas, Jenis produksi, Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh
sedikit banyaknya jenis produksi yang dihasilkan, kapasitas produksi yang
diinginkan. Rancangan dan tata letak harus mampu disesuaikan dengan penambahan
atau pengurangan kapasitas jumlah produksi yang diinginkan.
4.
Perencanaan Jumlah
Produksi Dan Penentuan Standar
Perkiraan jumlah produk
yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan standar dapat dilakukan
beberapa cara antara lain.
a. Penghitungan Forecast Produksi
Forecast produksi didasarkan forecast penjualan
perusahaan. Forecast penjualan dapat dilakukan dengan metode statistik dan
metode pendapatan.
b. Dasar Perhitungan BEP (Unit)
BEP (Break Even Point) adalah suatu keadaan
pada titik atau jumlah penjualan itu perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang
berarti total biaya (Total cost) sama dengan total pendapatan (total
revenue). Jumlah produk di buat harus lebih besar dari unit terjual pada
BEP.
Perhitungan BEP mempunyai asumsi, bahwa : Biaya dapat
dipisah menjadi biaya tetap dan variable; Haraga jual dan biaya varibel per
unit dalam periode perhitungan selalu tetap; Semua produksi terjual habis
sehingga kuantitas penjualan sama dangan produksi.
c. Penentuan Standar Kinerja
Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi :
1) Standar Kualitas
Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang
dihasilkan, dapat dilakukan standar per atribut dari barang dan jasa. Untuk
menjamin kualitas barang perlu pengendalian mutu terpadu. Standar kualitas ini
mencakup rencana, proses produksi, monitoring dan tindak lanjut.
2) Standar Kuantitas
Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam
suatu periode tertentu untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.
3) Standar Waktu Proses
Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang
normal agar diperoleh efisiensi yang maksimal.
4) Standar Produktivitas (Productivity)
Standar mengenai rasio antara output dari proses
produksi dan input yang digunakan. Ukuran productivity dapat diukur baik
secara total maupun partial atau bagian-bagiannya. Ukuran productivity antara
lain sebagai berikut:
a)
Total factor
Productivity, dihitung dengan
membagi Output perusahaan dengan Labor + Capital + Material + Energy
input + Businnes service.
b)
Material Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan material.
c)
Labour Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan jumlah Labor.
5.
Pengelolaan Dalam
Kegiatan Operasi
a. Pengaturan Bahan Baku
Pengaturan bahan baku
dilakukan dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan penyimpanan yang akan
dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ (Economic Order
Quantity) jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya
penyimpanan ekstra (Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc
Out Cost) dipergunakan metode ROP (Re Order Point).
Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu : bahan baku
selalu tersedia pada leveransir; pola produksi yang stabil dalam perusahaan;
tarif biaya pesan dan simpan selalu tepat dalam satu periode; bahan baku yang
dibeli tidak rusak akibat disimpan; perusahaan memiliki gudang.
Juga bisa menggunakan metode JIT (just in time) yaitu
metode pengelolaan bahan baku tanpa harus memiliki gudang penyimpanan, karena
bahan baku yang dibeli dari pemasok langsung diproduksi. Jika bahan baku akan
habis, levelansir selalu menyediakan dan menghantarkan sampai lokasi tempat
produksi. Dalam metode ini, levalinsir tidak boleh terlambat, sebab akan
mengganggu proses produksi.
b. Keputusan Operasi
Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan.
1) Keputusan berkaitan dengan proses
Keputusan mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan
dipakai untuk memproduksi barang dan jasa.
2) Keputusan berkaitan dengan kapasitas
Keputusan mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk
yang tepat, ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.
3) Keputusan berkaitan dengan kesediaan
Keputusan berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa
banyak, dan kapan dipesan.
4) Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen,
proses seleksi diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi
dan PHK.
5) Keputusan berkaitan dengan mutu
Keputusan yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi orientasi
bersama dalam setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan,
pemilihan orang-orang terlatih dan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.
6.
Pengawasan Kegiatan
Produksi
Pengawasan dalam
kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan atau
desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari
monitoring itu. Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan
dengan produksi, meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada kualitas
produksi atau jasa yang dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang
dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan produksi.
a. Pembelian Bahan Baku
Para manejer melakukan
tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama memilih pemasok bahan
baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan, kualitas,
layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan potongan/diskon
menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.
b. Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Pengawasan persediaan
adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang meminimkan biaya.
Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahawa bahan baku
tersedia bila mana diperlukan.
c. Routing
Roting ialah urutan
(rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku biasanya
dikirimkan ke masing-masing pos kerja (work station) agar dapat dipakai sesuai
spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan
disetiap pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk
menentukan apakah bisa ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang
lebih cepat dan murah.
d. Penjadwalan
Penjadwalan adalah
tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses produksi.
Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas produksi.
Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan. Cara untuk
menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan program (program
evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas dengan cara
meminimkan hambatan proses produksi.
e. Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa
memuaskan persyaratan atau harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan
proses untuk menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat
kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan
pada proses produksi. Kualitas dapat diukur dengan menilai beberapa
karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada berbagai waktu dari
aktivitas produksi meliputi: pada saat menentukan desain atau rancangan produk;
pada saat perencanaan proses produksi; pada aktivitas monitoring; pada akhir
proses produksi.
Cara Pengawasan
1) Pengawasan Terhadap Produk
a) Dengan Sertifikasi
Sertifikasi terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat
berdasar standart industri, asosiasi dan sebagainya.
b) Pemeriksaan Laboratorium
Pemerikasaan laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk
terhadap unsur kimiawinya yang dikandung.
c) Penilaian Dari Pendapat Konsumen
Pendapat konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan
daftar pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan.
2) Pengawasan Terhadap Proses Produksi
a) Dengan Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)
Proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai
delapan orang yang pekerjanya sejenis.
b) Perolehan Sertifikasi ISO
Sertifikat ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi standart organisasi
ISO pada perencanaannya atau proses produksinya atau pengawasannya atau pada
tindak lanjutnya.
3) Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas
Pengawasan ini dilakukan dengan membandingkan antara
kinerja para tenaga kerja dengan standart yang ditetapkan sebelumnya.
4) Pengawasan Terhadap Standart Produksi
Dengan menegement
control systems atau system pengendalian manejemen. Caranya dengan selalu
membandingkan antara anggaran atau standart yang lain dengan realita
pembelanjaan di bagian produksi.
2.4. Ruang Lingkup
Manajemen Operasional
Dalam
lingkup yang sangat generik, yaitu suatu proses, perlu kiranya disampaikan
seberapa luas ruang lingkup manajemen operasi. Beberapa hal yang membatasi
ruang lingkup tersebut adalah: Manajemen operasi merupakan satu dari fungsi
manajemen (functional management) dalam perusahaan. Selain pemasaran, keuangan,
sumber daya manusia, maka operasi adalah satu fungsi yang sangat penting dalam
menjalankan suatu perusahaan. Belakangan ini sudah umum kita jumpai jabatan
dalam perusahaan yang terkait dengan manajemen operasi, seperti manajer dan
direktur operasi. Konsep proses dalam pengertian manajemen operasi pada
dasarnya mencakup semua proses, mulai dari proses global/utama hingga subproses
terkecil yang dapat dijumpai dalam perusahaan. Walaupun hierarkinya boleh jadi
sangat panjang, level proses yang dianalisis hanya melibatkan beberapa level
saja sesuai kebutuhan. Yang perlu menjadi perhatian adalah level terbesar dari
analisis proses adalah level dimana unit dalam perusahaan berinteraksi dengan
pihak lain seperti pemasok dan pelanggan. Lebih dari itu, kajiannya sudah
memasuki topik manajemen rantai pasok (supply Chain Management). Dengan
demikian, ruang lingkup analisis dalam manajemen operasi adalah keseluruhan
proses yang terdapat dalam suatu perusahaan.
2.5.Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Manajemen Operasional Organisasi/Perusahaan
Menurut Higgins (1994)
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Operasional
adalah: Manajer/Pimpinan Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh
manajer atau pimpinan mempengaruhi dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan,
kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah
yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi,
cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan
pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, interaksi antar
kelompok, perhatian pada permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke
waktu, serta kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
1.
Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi melalui kepribadian
mereka, terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan
untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan memainkan bagian
penting, karena cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau
gagalnya hubungan antar manusia.
2.
Tingkah laku kelompok
kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang
dalam hal hubungan persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh
kelompok dalam organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan
dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal,
sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan minat.
3.
Faktor eksternal
organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada
organisasi tersebut. Keadaan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi
organisasi. Keadaan ekonomi adalah faktor utama. Di lain pihak, ledakan ekonomi
dapat mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan pekerjaan
dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya menjadi lebih positif.
2.6. Fungsi
Manajemen Operasional Dalam Organisasi/Perusahaan
Manajemen Operasional Memiliki beberapa Fungsi yaitu:
1. Fungsi Pemasaran (Marketing Function), Berhubungan
dengan pasar untuk dapat menciptakan permintaan dan pada akhirnya menyampaikan
produk yang dihasilkan ke pasar.
2. Fungsi Keuangan (Finance Function), Mengelola berbagai urusan keuangan didalam perusahaan maupun
perusahaan dengan fihak luar perusahaan.
3. Fungsi Produksi (Operastion Function), Berkaitan dengan
penciptaan barang dan jasa yang dihasilkan perusaan.
2.7. Struktur Manajemen
Operasional Dalam Organisasi/Perusahaan
Dalam persoalan manajemen operasional, ada struktur kepengurusan yang mesti
dibentuk, tetapi bukan hanya dibentuk, melainkan mesti juga dilaksanakan
sebagaimana fungsi dari masing-masing tugasnya. Pimpinan tertinggi dalam sistem
manajemen operasional adalah manajer operasional. Mereka-mereka ini yang
menjadi tiang atau pilar-pilar dalam berjalannya manajemen operasional. Tugas
dari seorang manajer adalah melakukan dan memetakan fungsi-fungsi manajemen
sesuai dengan tugasnya, misalnya membuat konsep dalam hal perencanaan,
pembentukan staf, pengorganisasian, serta memiliki jiwa kepemimpinan dalam
mengendalikan manajemen operasional secara keseluruhan.
Sepenuhnya, manajer itu mesti berorientasi pada
pengarahan baik dalam hal pengeluaran atau output dari jumlah, kualitas barang,
harga yang terus dikontrol, serta waktu yang tepat dalam memanjakan konsumen,
sesuai dengan permintaan para konsumen, maka rasanya pas, jika para manajer
operasional memanjakan konsumen selayaknya adalah raja.
Dalam dunia manajemen operasional, para pemegang keputusan, manajer operasional juga memiliki tanggung jawab yang tidak sedikit. Di antaranya sebagai manajer mestilah mempunyai pikiran luas sehingga konsepnya mesti menghasilkan barang dan jasa. Mengenai pengambilan keputusan sebagai bentuk operasi dan sistem transformasi yang akan dilakukan. Namun sebelum mengambil sebuah keputusan itu, kita terlebih dulu tidak terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan, tapi terlebih dulu kita mengkajinya dalam langkah pengambilan keputusan lewat fungsi operasi.
Dalam dunia manajemen operasional, para pemegang keputusan, manajer operasional juga memiliki tanggung jawab yang tidak sedikit. Di antaranya sebagai manajer mestilah mempunyai pikiran luas sehingga konsepnya mesti menghasilkan barang dan jasa. Mengenai pengambilan keputusan sebagai bentuk operasi dan sistem transformasi yang akan dilakukan. Namun sebelum mengambil sebuah keputusan itu, kita terlebih dulu tidak terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan, tapi terlebih dulu kita mengkajinya dalam langkah pengambilan keputusan lewat fungsi operasi.
Dari fungsi operasi juga ada bagian yang mesti
dijabarkan dalam pengembangannya, seperti harus disiapkan adanya proses
produksi dan operasi, ada juga jasa penunjang pelayanan produksi, yang
melingkupi perencanaan serta pengendalaian dan kontrol yang ekstra. Begitulah
fitrah yang harus ada pada pola manajemen operasional.
Jika kita melihat dari segi ruang lingkup manajemen
operasional, akan mengarah pada kriteria yang memang wajib dilaksanakan. Ambil
contoh, kita membuat perancangan desain sistem produksi dan operasi itu
sendiri. Kita tentu harus melakukan seleksi dari perencanaan suatu desain
produk tersebut, seleksi yang meliputi mengenai perancangan dalam peralatan,
memilih lokasi dan site perusahaan serta unit produksi. Selain itu, kita juga
mesti menyiapkan rancangan sebagai tata letak dan arus kerja nanti, juga
membuat rancangan tugas pekerjaan. langkah terakhir, menyusun strategi dalam
memproduksi serta pemilihan kapasitas yang baik.
Sementara itu, adanya penyusunan rencana produk dan operasi dalam manajemen operasional, pengendalian persediaan atau dalam hal penambahan bahan, upgrade mesin yang ada, pengendalian mutu baik ditingkat barang dan jasa juga meliputi manajemen sumber daya manusia. Itulah yang disebut sebagai pengorganisasian sistem produksi pada manajemen operasional. Adapun tingkat pekerjaan manajemen operasional dalam sebuah organisasi/ perusahaan adalah sebagai berikut :
Sementara itu, adanya penyusunan rencana produk dan operasi dalam manajemen operasional, pengendalian persediaan atau dalam hal penambahan bahan, upgrade mesin yang ada, pengendalian mutu baik ditingkat barang dan jasa juga meliputi manajemen sumber daya manusia. Itulah yang disebut sebagai pengorganisasian sistem produksi pada manajemen operasional. Adapun tingkat pekerjaan manajemen operasional dalam sebuah organisasi/ perusahaan adalah sebagai berikut :
1.
Manajer
Pabrik (Plant Manager)
Yang biasanya harus berpengalaman
dalam manajemen pabrik termasuk keahlian dibidang perencanaan produksi,
manajemen pembelian, manajemen persediaan, termasuk pula pengelolaan karyawan
dioperasional maupun pengelolaan sumberdaya lainnya yang dipergunakan di
pabrik.
2.
Direktur
Pembelian ( Director of Purcashing)
Harus memiliki pengetahuan yang
menyeluruh mengenai fungsi pem,belian, kemampuan menelaah program penjualan,
mengintegrasikan atau membuat keterkaitan dengan supplier sampai distributor,
mengkoordinasi aktifitas operasi.
3.
Manejer
Mutu ( Quality Manager)
Mempunyai pandangan yang luas,
mengenai konsep statistic untuk dapat melakukan pengawasan semua aspek operasional
karena kualitas merupakan tanggung jawab secara bersama diantara semua pihak
yang terlibat dalam perusahaan terutama fungsi operasional.
4.
Konsultan
Perbaikan Proses ( Process improvement Consultants)
Harus
memiliki keahlian yang berkaitan dengan desain proses sehingga dapat memberikan
berbagai konsultasi mengenai perbaikan proses untuk operasi perusahaan
5. Manajer dan Perencana Rantai Pasokan ( Suplay Chain
manajer and Planner)
Bertanggung
jawab mengenai negosiasi kontrak jangka panjang antara perusahaan dengan
supplier maupun distributor sehingga harus mempunyai keahlian tentang Material
requirement Planning, Suplay Chain Management, Teknologi komunikasi canggih
dalam dunia bisnis, konsep penjadwalan dan persediaan.
2.8. Langkah-Langkah
Manajemen Operasional
Manajemen operasional juga meliputi langkah-langkah
dalam pengambilan keputusan sebagaimana telah disebut di awal. Jika melihatnya
dari segi pengambilan keputusan, sedikitnya ada empat langkah dalam pengambilan
keputusan dalam manajemen operasional, yaitu pengambilan keputusan dari
peristiwa yang pasti, dari peristiwa yang mengandung risiko, dari peristiwa
yang belum pasti, dan peristiwa yang lahir dari pertentangan-pertentangan dari
keadaan lain. Selain itu, ada juga proses yang disebut lewat keputusan, yakni
mengenai proses fisik sebuah produk maupun dari fasilitas yang dipakai. Juga
dari sisi kapasitas yang melingkupi keputusan dalam menghasilkan jumlah,
beserta pemilihan tempat dan waktu yang tepat.
Ada juga manajemen operasional yang dilihat dari segi persediaan, baik itu mengenai apa yang dipesan, kualitas bahan hingga kapan bahan tersebut akan dipesan. Tenaga kerja yang meliputi pemilihan tenaga kerja lewat seleksi, rekrutmen, pemberian gaji, pemberian kompensansi atau promosi, hingga PHK. Selain itu, mesti juga memastikan kualitas atau mutu yang meliputi mutu barang dan jasa dari yang dihasilkan, desain peralatan, serta pengawasan produk atau jasa. Dari beberapa kriteria yang dimaksud adalah langkah sebagai salah satu jenis pengambilan keputusan dalam manajemen operasional.
Ada juga manajemen operasional yang dilihat dari segi persediaan, baik itu mengenai apa yang dipesan, kualitas bahan hingga kapan bahan tersebut akan dipesan. Tenaga kerja yang meliputi pemilihan tenaga kerja lewat seleksi, rekrutmen, pemberian gaji, pemberian kompensansi atau promosi, hingga PHK. Selain itu, mesti juga memastikan kualitas atau mutu yang meliputi mutu barang dan jasa dari yang dihasilkan, desain peralatan, serta pengawasan produk atau jasa. Dari beberapa kriteria yang dimaksud adalah langkah sebagai salah satu jenis pengambilan keputusan dalam manajemen operasional.
2.9. Strategi Manajemen
Operasional Dalam Organisasi atau Perusahaan
Sebelum kita melangkah dalam hal pengambilan
keputusan-keputusan atau mengeluarkan suatu produk, ada baiknya kita memetakan
strategi yang akan digunakan dalam teori manajemen operasional. Salah satu
strategi dalam menetapkan arah dan tujuan untuk mengambil keputusan bisnis
lewat perencanaan formal sehingga mampu menghasilkan pola pengambilan keputusan
yang konsisten serta menjadi keunggulan saat bersaing dengan perusahaan-perusahaan
lain.
Sedikitnya, ada dua tipe dalam pengambilan strategi.
Pertama, dengan menggunakan biaya rendah yang ditekan dari biaya produksi,
namun tetap menggunakan teknologi bagus, tapi biaya tenaga kerja diusahakan
rendah, dan tingkat persediaannya juga rendah, tapi tetap menjaga mutu. Mutu
yang harus tetap terjamin. Ini tentu bisa berjalan berbarengan jika bagian
keuangan serta pemasaran mendukung dan tidak mati. Yang kedua adalah dengan
menggunakan strategi invasi dalam menciptakan produk atau pengenalan produk
baru. Pada bagian ini, tidak usah terlalu memikirkan harga pemasaran karena
tidak ada masalah. Serta adanya fleksibilitas dalam pengenalan produk baru.
Dan yang berikutnya adalah perencanaan pabrik atau
dalam bahasa asing disebut factoy planning. Ini adalah langkah yang penting
dalam kelangsungan hidup serta kemajuan perusahaan sesuai tujuan perusahaan
yang ingin dicapai dalam hal teori manajemen operasional. Di antara perencanaan
pabrik itu adalah penentuan lokasi pabrik, bangunan, peralatan, hingga
penerangan, dan sirkulasi udara dalam pabrik. Pemilihan lokasi pabrik sangat
penting karena bisa mempengaruhi dalam daya saing dengan perusahaan lain.
Selain itu, juga harus memperhatikan adanya kemungkinan terjadi ekspansi.
Agar perusahaan bisa berjalan lancar, efektif, dan
efisien, kita bisa melihat banyak faktor yang bisa mempengaruhi lokasi pabrik
yang masih terkait dengan menejemen operasional, di antaranya lingkungan
masyarat, dekat dengan pasar, dan tenaga kerja, kedekatan dari pengiriman bahan
pemasok, biaya transportasi, dan juga sumber daya alam di sekitar lokasi yang
mempengaruhi. Ini peting dalam praktik manajemen operasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar