Minggu, 27 Maret 2016

INFLASI



INFLASI
1.      Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga – harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor , antara lain meningkatnya konsumsi masyarakat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distibusi barang.
Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Selain itu inflasi juga digunakan umtuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada dua cara untuk mengukur tingkat infasi, yaitu CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu:
a.       Inflasi ringan apabila kenaikan harga berada di bawah 10% setahun
b.      Inflasi sedang apabila kenaikan harga berada 10% - 30% setahun
c.       Inflasi berat apabila kenaikan harga berada 30% - 100% setahun
d.      Inflasi tak terkendali (hiperinflasi) apabila kenaikan harga di atas 100% setahun.
2.      Penyebab terjadinya inflasi
Inflasi disebabkan dua hal berikut:
a.       Tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/ uang/ alat tukar) yang dipengaruhi oleh peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral).
Inflasi permintaan terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan yang dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadp faktor – faktor produksi tersebut. Sehingga harga produksi meningkat.
b.      Desakan/ tekanan produksi dan atau distribusi atau kurangnya produksi dan atau distribusi yang dipengaruhi oleh peran negara dalam kebijakan eksekutor. Dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah seperti fiskal (perpajakan/ pungutan/ insentif/ disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi desakan biaya  terjadi akibat adanaya kelangkaan produksi dan atau kelangkaan distribusi. Adanya ketidak lancaran aliran distribusi atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata – rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai berlaunya hukum permintaan – penawaran. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca atau kelangkaan bahan baku.
3.      Cara Mengukur Inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut diantaranya:
a.    Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Indeks (CPI) adalah indeks yang mengukur harga rata – rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
b.    Indeks biaya hidup atau cost of living index (COLI)
c.    Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata – rata dari barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi.
d.   Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas – komoditas tertentu.
e.    Indeks harga barang – barang modal
f.     Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
4.      Dampak Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif maupun negatif. Apabila inflasi ringan justru memiliki pengaruh yang positif, dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu dapat meningkatkan pendapatan nasional, dan menbuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Dalam masa hiperinfalsi keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkatdengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan mengimbangi harga.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini tidak terjadi, kenaikan biaya produksi akan merugikan produsen, terutama pengusaha kecil.
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yangbersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyararakat.
5.      Cara pemerintah mengatasi inflasi
Ada beberapa cara yang diambil pemerintahan untuk mengatasi masalah inflasi yang umumnya dituangkan dalam kebijakan. Berikut ini kebijakan – kebijakan yang diambil pemerintah dalam menanggulangi inflasi:
a.       Kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral sebagai pemegang otoritas moneter yang berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar dan pengaturan tingkat suku bunga dan kredit. Inflasi dapat diatasi dengan mengendalikan permintaan total masyarakat melalui pengurangan jumlah uang beredar.
Instrumen – instrumen yang biasa digunakan dalam kebijakan moneter melalui Bank Sentral antara lain:
1)      Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah usaha atau tindakan – tindakan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membeli atau menjual surat – surat berharga milik negara.
2)      Kebijakan Tingkat Suku Bunga Diskonto
Kebijakan tingkat suku bunga diskonto adalah tindakan Bank Sentral dengan mengubah tingkat suku bunga diskonto yang harus dibayar bank umum atas pinjaman dari Bank Sentral.
3)      Kebijakan Cadangan Wajib
Kebijakan cadangan wajib berkaitan dengan tindakan Bank Sentral dalam menetapkan cadangan wajib bagi bank umum di Bank Sentral. Jika cadangan wajib yang dikenakan oleh Bank Sentral tinggi, jumlah pasokan uang akan turun, selanjutnya jumlah uang beredar di masyarakat menjadi lebih sedikit sehingga harga – harga pun berkurang.
4)      Kebijakan Kredit Selektif
Kebijakan kredit selektif berkaitan dengan kebijakan bank umum dalam menyalurkan kredit kepada nasabah dengan memperhatikan unsur character, collateral, capital, capacity, dan condition of economy.
b.      Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan pengeluaran pemerintah dan perpajakan yang secara langsung mempengaruhi permintaan total dan harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu:
1)      Meningkatkan penerimaan pajak
2)      Mengurangi pengeluaran pemerintah
3)      Mengadakan pinjaman pemerintah
Referensi:
-          Pawenang, Supawi. 2016. Modul Perkuliahan Lingkungan Ekonomi Bisnis. Surakarta: Program Pascasarjana, UNIBA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar