BAB III
MANAJEMEN
OPERASI PADA BISNIS
BAJU KOKO “AL KAUTSAR”
3.1. PERENCANAAN
Baju koko Al Kautsar
merupakan industri rumahan yang memproduksi baju koko untuk ukuran anak - anak sampai ukuran dewasa. Industri rumahan ini dimulai sejak tahun 1999.
1. Penentuan strategi operasional
Strategi operasional
merupakan sebuah komitmen terhadap seluruh aktivitas yang telah direncanakan
ataupun yang berada di lingkup perusahaan, yaitu dengan memaksimalkan sebaik
mungin semua sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Saat ini sumber daya
manusia yang dimiliki baju koko AL Kautsar sebanyak 15 orang, 2 orang operator
setrika, 1 orang operator mesin obras, 2 orang tukang potong, 6 orang operator
mesin jahit, 1 orang operator mesin bordir, dan 3 orang pekerja borongan ( termasuk
operator mesin kancing)
Strategi operasional
baju koko Al Kautsar:
a.
Strategi produksi dengan biaya produksi yang rendah untuk menghasilkan produk dengan harga
yang terjangkau.
b.
Strategi inovasi
terhadap produk dan pengenalan produk baru untuk memenuhi kebutuhan dan selera konsumen. Produsen baju koko Al Kautsar selalu berganti model setiap tahunnya.
Misalnya ganti model pada bordirnya atau ganti motif kainnya.
2. Penentuan Lokasi Pabrik
Bisnis
baju koko dengan merk Al Kautsar bertempat di Jl Hordenasan Rt 01/03 Baluwarti Surakarta dan sekarang bisnis konveksi ini
juga bertempat di Jati Baru, Cemani Sukoharjo. Pemilihan lokasi yang pertama
dengan pertimbangan dekat dengan Pasar
Klewer dan Pasar Beteng. Sedangkan pemilihan lokasi yang kedua karena
berdekatan dengan Pondok Pesantren dan terdapat beberapa toko baju Muslim di
sekitarnya.
3. Pengembangan Produk
Maksud dan tujuan usaha
ini adalah untuk memenuhi kebutuhan baju
koko bagi konsumen untuk wilayah solo dan sekitarnya disamping sebagai mata
pencaharian bagi pemilik.
Hasil Produksi dari usaha ini antara lain:
a.
Membuat baju koko
ukuran anak dan dewasa ( M, L, LL, XL)
b.
Memasarkan produk
tersebut di karesidenan Surakarta, Jogja, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Pendistribusian dari usaha ini dilakukan secara langsung oleh pemiliknya
dengan sistim penjualan baik grosir maupun eceran. Selain melakukan
pemasaran, bisnis konveksi ini juga menerima pesanan, misalnya untuk seagam
pengajian, seragam TPA, dan lain – lain.
Adapun model baju koko
ada beraneka ragam, diantaranya baju koko lengan pendek, baju koko lengan
panjang, baju koko tanpa kerah dan lain – lain.
4. Penentuan Lay-out
Rancangan (Design)
menunjukan ukuran dan struktur pabrik atau kantor. Tata letak (Layout) adalah
pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor. Yang dimaksud
pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan produksi
dijalankan.
Rumah produksi Al Kautsar yang
bertempat di Baluwarti tersedia 3 mesin jahit, 1 mesin obras, 1 buah setrika
dan 2 mesin pemotong kain. Kain diletakkan di ruang tamu. Adapun ruang kerja
bertempat di ruang tengah ( ruang keluarga). Sedangkan rumah produksi Al
Kautsar yang bertempat di Cemani tersedia 1 unit mesin bordir komputer, 1 buah
setrika uap dan 2 buah mesin jahit. Adapun proses pengerjaan yang dilakukan di
Cemani antara lain bordir, setrika dan pengemasan. Adapun gudang ada di lantai
dua.
Rancangan sistem produksi
menyangkut bagaimana proses konveksi dalam sistem produksi dilakukan. Adapun
proses pembuatan baju koko dimulai dari pemotongan kain menurut pola, dibordir,
disetrika kerah dan sakunya, dijahit, diobras, diberi lubang kancing, diberi
kancing, disetrika, pengemasan, kemudian disimpan di gudang.
5. Penentuan Standar Kerja
Standar kerja minimal berisi dua jenis
informasi dasar tentang apa yang harus dilakukan dan seberapa baik harus
melakukannya.
Berikut ini akan diuraikan tugas pokok, tanggung jawab dan wewenang dari
bagian-bagian yang ada dalam stuktur organisasi Usaha konveksi Baju Koko Al
Kautsar :
a. Kepala (Owner)
1) Merupakan pimpinan tertinggi dalam stuktur organisasi dan dalam tugas
sehari-hari di bantu oleh para staf.
2) Kepala (Owner) bertanggung jawab secara keseluruhan di usaha Konveksi.
b. Bagian Disrtibusi dan Pemasaran
1) Menentukan harga yang paling menguntungkan
2) Menentukan nilai lebih pada setiap produk
3) Melakukan pengiriman produk dari gudang ke kios - kios di pasar klewer, toko toko baju Muslim
di Jogja dan NTT.
4) Menyiapkan iklan penjualan.
5) Menawarkan produk kepada konsumen.
c. Bagian Gudang dan Pembelanjaan
1) Mencatat mutasi persediaan bahan baku dan bahan pembantu yang meliputi
penerimaan dari pemasok dan pemakaian
Bahan Baku dan bahan pembantu dalam kartu pesediaan bahan baku dan kartu
persediaan bahan pembantu.
2) Melakukan Order Pembelian bahan baku dan bahan pembantu apabila persediaan
sudah mencapai batas yang ditentukan
d. Bagian Gudang Barang Jadi
1) Mencatat semua penerimaan barang jadi dari bagian produksi dalam kartu
persediaan barang jadi
2) Mencatat semua pengeluaran barang jadi setelah menerima order dari bagian
penjualan dalam kartu persediaan barang jadi
e. Bagian Keuangan
1) Mencatat semua semua penerimaan uang tunai dalam buku kas berdasarkan bukti kas masuk
2) Mencatat semua pengeluaran uang tunai berdasarkan bukti kas keluar dalam
buku kas
f. Bagian Gaji dan Upah
1) Mengalokasikan Dana Gaji dan upah
untuk semua karyawan
2) Berdasarkan Daftar Gaji Dan Upah membayar gaji dan upah untuk semua
Karyawan
g.
Bagian Administrasi dan Umum
1)
Mencatat surat masuk dan mengarsipkan
2)
Mencatat surat keluar dan mengarsipkan
h. Bagian Design
1) Melakukan desaign grafis bentukan gambar (model )yang akan di buat.
2) Selalu mengadakan inovasi produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen
i.
Bagian produksi
1) Bertanggung jawab terhadap mutu dan kualitas barang
2) Mengadakan Pengawasan terhadap seluruh proses produksi
j.
Finishing
1) Membuang benang kasar.
2) Membuang benang halus
3) Menggosok.
4) Mengemas
3.2. PELAKSANAAN PRODUKSI
1. Pengadaan Bahan Baku
a. Kain
Bahan utama untuk
membuat Mukena adalah kain. Kain
yang digunakan ntuk membuat mukena terdiri
dari kain polos yang beraneka warna dan kain bermotif, dan motif kain
desesuaikan dengan produk yang akan diproses, untuk mukena ukuran anak anak
biasanya menggunakan kain bermotif yang sesuai dengan dunia anak anak dengan
warna yang kuat. Untuk mukena ukuran dewasa biasanya menggunakan motif dan warna yang soft, jenis jenis kain yang
digunakan sebagai bahan baku mukena antara lain :
1) Satin Jepang
Ciri – ciri: dingin saat dipakai, lembut, warna yang
kuat dan motif yang terbatas karena bahan ini impor.
2) Bahan Twill ( Canon)
Dikenal dengan sebutan katun China. Katun Twill kualitas bagus hampir sama
dengan katun Jepang.
3) Bahan Dobby
Katun jenis ini mengandung satin sehingga tampak berkilau dan menimbulkan
kesan mewah. Umumnya berwarna polos seperti putih atau gold.
4) Katun Rayon
Teksturnya sedikit licin dan jatuh, bahan terasa dingin (adem) dan mudah
menyerap keringat sehingga nyaman dipakai diberbagai kondisi dan cuaca. Tetapi
katun rayon juga mudah kusut.
5) Katun Bangkok
Tekstur agak sedikit kasar, lebih tipis dari katun biasa, sehingga kadang
ada beberapa jenis katun bangkok yang menerawang.
6) Katun Doby
Kain tenun doby biasa disebut kain tenun timbul, kain tenun doby dihasilkan
melalui pola yang dibuat pada sebuah susunan kayu selebar 2 cm x 20 cm. Kayu –
kayu tersebut disusun hingga puluhan jumlahnya. Tiap kayu memiliki 16 titik
yang ditutup besi semacam paku sesuai motif yang diinginkan. Fungsinya sama
dengan pola kain strimin.
b. Bahan Pembantu
Bahan Pembantu terdiri dari :
1. Benang
2. Kancing
3. Benang obras
4. Benang Bordir
5. Kain kras
2. Pengaturan Proses Produksi
Langkah langkah dalam proses produksi mukena :
a. Membuat desain atau sketsa. Dari sketsa kemudian dibuat pola.
b.
Menentukan berapa jumlah bahan baku dan bahan pembantu yang
diperlukan untuk membuat satu baju koko.
c. Cutting. Adalah proses pemotongan kain dengan menggunakan mesin potong (cutting
machine).
d. Sewing/ Assembling adalah proses penjahitan. Pada usaha konveksi baju koko ini
proses penjahitan dilakukan di rumah masing – masing penjahitnya. Meskipun
dilakukan di rumah penjahit, pengawasan
mutu tetap dilakukan. Apabila terjadi penurunan kualitas jahitan, maka penjahit
akan mendapat teguran.
e. Inspeksi. Setelah proses penjahitan selesai, proses selanjutnya adalah inspeksi.
Dalam proses ini hasil jahitan akan diseleksi oleh Quality control.
Jahitan yang terbuka, teknik jahitan yang salah, benang yang tidak cocok, dan
benang yang kusut dapat mempengaruhi kualitas produk. Oleh sebab itu sebelum
diedarkan baju akan diseleksi terlebih dahulu.
f. Pressing/ Finishing. Pada proses ini, seorang operator akan menggerakkan setrika uap untuk
merapihkan Mukena yang mengkerut sehingga Mukena akan terlihat lebih
rapi.
g. Packing. Packing adalah proses terakhir
dimana semua produk dipacking sesuai ukuran, design, dan warna .
3. Pemeliharaan dan penggantian mesin jahit
Seperti halnya mesin
mobil atau motor, mesin jahit juga harus dirawat. Berikut ini langkah – langkah
dalam pemeliharaan mesin jahit agar awet dan tidak cepat rusak:
a. Setelah selesai menjahit, mesin
jahit dibersihkan dari sisa – sisa benang atau potongan kain, Selain bermanfaat
agar mesin tetap bersih, sisa – sisa potongan kain dan benang bisa menggangu
kesehatan/ pernapasan . khususnya bagi anak – anak.
b. Mesin jahit terdiri dari bagian – bagian yang sering bergerak dan saling
bergesekan, untuk mencegah aus, mesin diberi minyak khusus mesin jahit. Khusus
mesin jahit multifungsi, biasanya ada tombol/ knop yang bisa diputar – putar
untuk memilih model jahitan. Gigi – gikinya perlu diolesi gemuk/vaseline supaya
tidak cepat aus
c. Untuk komponen suku cadang mesin jahit biasanya jarang sekali rusak, tetapi
jika sudah saatnya diganti, maka harus segera diganti/ di servis. Misalnya
pisau mesin obras yang sudah tumpul, atau karet dinamo yang sudah getas (pecah
– pecah) dan mesin dinamo yang sudah
lemah. Bila tidak cepat diganti, akan mempengaruhi kualits jahitan mesin
tersebut, misalnya potongan obras yang tidak bagus.
Selain merawat mesin
jahit, alat bantu jahit juga perlu dirawat. Berikut ini cara merawat alat bantu
jahit:
a. Gunting – gunting harus dijaga tetap kering dan sewaktu – waktu diminyaki
pada skrupnya. Hendaknya disimpan dalam kotak dan usahakan jangan sampai jatuh
atau digunakan untuk menggunting selain kain. Jika gunting mulai tumpul harus
diasah agar tajam kembali.
b. Alat – alat kecil seperti sepatu mesin, mur, sekoci dan spul diletakkan
dalam kotak kecil atau pada laci mesin, , untuk memudahkan mencari ketika akan
mempergunakannya.
c. Alat ukur atau mistar digantung di dekat dinding dekat meja potong.
d. Pita ukuran dilipat kemudian dimasukkan ke dalam kotak atau digantung
didinding bersama mistar dan alat ukur lainnya.
e. Kotak jahitan sangat diperlukan untuk menyimpan segala perlengkapan
jahitan, seperti jarum, dsb.
f. Agar nampak rapi dan tidak mudah terkena debu boneka jahit atau dressform
diletakkan di sudut ruangan dan ditutupi dengan selubung kain.
g. Pada umumnya perlengkapan menjahit dibersihkan secara teratur dan disimpan
rapi dalam kotak atau laci mesin jahit, semuanya di ruang menjahit agar mudah
mencari ketika alat – alat akan dipergunakan.
4. Perbaikan lingkungan kerja
Setiap perusahaan pasti
mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih, rapi dan sehat, Setiap
individu yang berperan mempunyai
konsistensi dan disiplin diri, sehingga mampu mendukung terciptanya efisiensi
dan produktifitas yang tinggi di perusahaan. Namun pada kenyataanya kondisi ini
sulit terjadi. Banyak perusahaan yang sering kali mengeluh begitu sulit dan
banyak membuang waktu hanya untuk mencari data dan atau sarana yang lupa
penempatannya. Tidak hanya itu, seringkali kita kurang nyaman dengan kondisi
berkas kerja yang berantakan dan tidak jarang memicu kondisi emosional kita.
Beberapa permasalahan
tersebut di atas, dapat kita atasi dengan melakukan program 5R (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat, dan Rajin). 5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang
memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi,
bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan. Dan
dengan demikian 4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi,
produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.
Ringkas. Prinsip ringkas
adalah memishkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tida diperlukan dari
tempat kerja.
Rapi. Prinsip rapi adalah menyimpan barang sesuai dengan
tempatnya. Kerapian adalah hal mengenai sebagai mana cepat kita meletakkan
barang dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan dengan mudah.
Resik. Prinsip resik adalah membersihkan tempat/ lingkungan
kerja, mesin/ peralatan dan barang – barang agar tidak terdapat debu dan
kotoran.
Rawat. Prinsip rawat adalah mempertahankan hasil yang telah
dicapai pada 3R sebelumnya.
Rajin. Prinsip rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi
karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai.
5. Perbaikan kesejahteraan pekerja
Menurut Andre. F.
Sikulu menyatakan bahwa kesejahteraan karyawan adalah balas jasa yang diterima
oleh pekerja dalam bentuk selain upah atau gaji langsung. Pentingnya
kesejahteraan karyawan adalah untuk mempertahankan karyawan agar tidak pindah
ke perusahaan lain, meningkatkan motivasi, dan semangat kerja, dan meningkatkan
sikap loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Adapun perbaikan
kesejahteraan pekerja yang diterapkan oleh owner bisnis baju koko Al Kautsar adalah pemberian THR (Tunjangan Hari Raya) di
setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri.
3.3. Pengawasan
Setiap perusahaan atau
bisnis apapun tentu perlu yang namanya pengawasan. Pengawasan ini untuk menghindari hal – hal
yang tidak diharapkan, misalnya penggunaan bahan yang berlebihan, dan tidak
termasuk dalam perencanaan produksi. Pengawasan yang dilakukan “Al Kautsar”
meliputi keuangan, penggunaan bahan baku, penggunaan tenaga kerja dan peralatan serta perlengkapan
produksi. Selain itu dilakukan juga pengawasan terhadap kinerja sumber daya
manusianya. Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk efisiensi bahan baku dan
tenaga kerja agar biaya bisa diminimalkan dan menghasilkan barang yang
berkualitas.
3.4. Mutu Produk
Yang
dimaksud dengan Mutu adalah:
1.
Totalitas bentuk dan
karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan – kebutuhan yang tampak jelas
maupun tersembunyi ( American Society for Quality Control )
2.
Kemampuan pemuasan
kebutuhan yang lebih baik, bentuk produk yang lebih menarik dan kelebihan
lainnya ( Pemasar )
3.
Keharusan menyesuaikan
dengan standar yang berlaku secara lebih baik berdasarkan ukuran obyektif (
manajemen operasi)
Untuk menjaga mutu produk baik dari kepuasan pelanggan,
dari pemasar dan berdasarkan manajemen operasi perusahaan ini sebaiknya menggunakan
standar mutu ISO 14000 yaitu mengenai lingkungan
, karena pembuatan kain sedikit banyak akan
mencemari lingkungan, sedangkan untuk menambah
kepercayaan pelanggan akan lebih dipatenkan dengan menggunakan standar Nasional
Indonesia SNI.
3.5.WAKTU
PELAKSANAAN PROSES PRODUKSI
Dalam proses
pembuatan
baju koko tentunya memerlukan waktu dan jadwal
yang harus diprogram agar hasilnya memuaskan sesuai dengan harapan pelanggan.
Minggu ke
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Menyiapkan
bahan/ kain sesuai warna dan motifnya
|
Membuat
pola sesuai ukuran dan menjahitnya
baik sesuai pesanan atau sesuai selera pasar.
|
Menjahit kain yang
sudah dipotong sesuai dengan pola yang sudah dibuat sampai dengan finishing
|
Pengepakan
dan labeling sesuai ukuran atau pesanan. .
|
Baju koko
siap di pasarkan dan didistribusikan kepada konsumen.
|
3.6.PENJADWALAN
METODE RUN OUT TIME (ROT)
Aktivitas penjadwalan dalam
proses produksi, berkaitan
dengan pertanyaan:
ü Kapan sebuah
aktivitas akan/harus dimulai dan diselesaikan ?
ü Dimana
sebuah aktivitas akan dikerjakan ?
ü Siapa/bagian
apa yang akan mengerjakan aktivitas tersebut ?
Penjadwalan
merupakan masalah alokasi sumber daya:
ü Waktu
ü Mesin
ü SDM
ü Bahan, dll
\
Tidak ada komentar:
Posting Komentar